-->
Di kenal dengan sebutan "suicide forest"
Beban hidup dan tekanan kadang membuat seseorang ingin menyudahi hidupnya di dunia. Bunuh diri dianggap sebagai jalan pintas, dan hal tersebut menjadi masalah besar bagi negara Jepang. Jepang terkenal sebagai salah satu negara yang warganya banyak melakukan bunuh diri. Tahun 2009 misalnya, tercatat bahwa ada 26 orang yang melakukan bunuh diri tiap 100.000 penduduk atau sekitar 32 ribu jiwa per tahun. Ada satu tempat yang menjadi tempat favorit warga Jepang untuk mengakhiri hidupnya. Tempat tersebut bernama Aokigahara alias Jukai (Sea of tress). Hutan seluas 35 km persegi ini terletak di barat laut kaki gunung Fuji, tepatnya di kota Fuji Kawaguchiko, Prefektur Yamanashi. Popolaritas Aokigahara sering dikait-kaitkan dengan novel keluaran tahun 60-an yang kedua tokoh utamanya mati bunuh diri di hutan tersebut (mesti praktek bunuh diri di hutan ini sebenarnya telah dimulai jauh sebelumnya). Tak heran jika kesan horo melekat erat pada hutan ini, dan konon banyak arwah-arwah penasaran yang berkeliaran.

Salah satu papan himbauan di Aokigahara

Papan-papan peringatan yang isinya meminta orang berpikir dua kali sebelum mengakhiri hidup banyak dipasang. Namun, usaha pencegahan tersebut tak banyak membuahkan hasil, karena tiap tahun pasti ditemukan puluhan jenazah; utuh maupun yang sudah membusuk. Pada tahun 2002, tak kurang dari 78 jenazah--dan 100 jenazah pada tahun 2003, berhasil ditemukan oleh rimbawan Aokigahara. Acara perburuan jenazah ini dilakukan setiap tahun sejak tahun 1970 oleh tim yang terdiri dari rimbawan, relawan, polisi dan wartawan. Menjadi rimbawan di Aokigahara merupakan tugas berat karena selain harus membawa jenazah ke pos jaga, mereka juga harus menungguinya. Biasanya tugas ini ditentukan dengan mengundi, dan yang kalah harus tidur di samping jenazah tersebut semalaman. Konon bila jenazah ditinggalkan sendirian, hantunya akan menjerit-jerit semalam suntuk dan mayatnya akan bergerak sendiri ke pos tempat para rimbawan tidur.

Barang-barang probadi yang berserakan
Sepatu yang ditumbuhi lumut
Terlepas dari hal-hal yang membuat bulu kuduk merinding di atas, pepohonan di hutan ini memang tumbuh rapat sehingga menghalangi hembusan angin maupun berkas senjata. Permukaan tanahnya yang merupakan batuan vulkanik yang membuatnya tak mudah dijelajah. Banyak kabar burung yang beredar disekitar Aokigahara, namun tak semuanya benar. Misalnya saja rumor yang mengatakan bahwa di Aokigahara terdapat medan magnet yang mengacaukan kompas. Pada kenyataannya Pasukan Bela Diri Jepang biasa berlatih di hutan ini menggunakan peta dan kompas. Satu kilometer pertama setelah memasuki hutan ini kita masih akan menemukan tanda-tanda kehadiran manusia, seperti selotip penanda jalan, juntaian tali-tali, jenazah orang mati yang bunuh diri dan sampah-sampah termasuk dompet berisi uang, kartu identitas, kartu kredit maupun kartu langganan kereta. Lewat dari kawasan tersebut, barulah kita bisa menjumpai pemandangan yang indah, hutan yang masih asli, bersih dan keadaan yang sunyi senyap. Berminat untuk datang ke tempat ini. 
Tengkorak manusia yang tergeletak di antara daun-daun gugur
Para rimbawan yang mencari jenazah yang ada di hutan tersebut
 Source : Wikipedia, Wiki Japan, Google, etc 

Comments (0)