-->
Usungan yang berbentuk shio harimau
Sagicho Matsuri adalah festival pertempuran dimana 10 usungan besar yang terbuat dari bamboo dan pinus di arak mengelilingi pemukiman di kota Omihachiman, Prefektur Shiga. Tiap Sagicho memiliki obor terbuat dari kayu pinus sepanjang 2 meter yang dijalin dengan jerami, di atasnya disangga dengan tiang bambu sepanjang 3 meter. Setiap usungan merupakan milik dari setiap bagian daerah di kota tersebut dan dihiasi dengan ribuan potongan kertas berwarna merah dan mewakili model hewan zodiak tahun itu yang seluruhnya terbuat dari produk alam laut dan biji-bijian. Setiap bagian daerah di kota tersebut berusaha mengalahkan bagian daerah lain.

Menari bersama dengan api
Disebut juga dengan festival api
 Pada hari Minggu malam pada pertengahan bulan Maret, semua orang menari dengan gembira di tengah percikan hujan bunga api di sekitar usungan Sagicho yang menyala. Hal ini menjelaskan mengapa festival ini juga disebut Omihachiman no Hi-matsuri (festival api kuil Omihachiman). Sekitar siang harinya, sekitar 10 usungan Sagicho berkumpul di kuil Himure Hachimangu dan polling diambil untuk menentukan yang terbaik. Kemudian berbgai usungan tersebut berpawai melewati kota dengan diiringi teriakan “Yare Cho, Yare Yare!”. Orang-orang yang membawa Mikoshi (kuil portabel) disebut Odoriko, bahkan para lelaki pun didandani. Secara historis, panglima perang Oda Nobunaga (1534-1582) memakai make-up dan menari ketika ia mengadakan festival Sagicho secara megah di tahun baru.
Para lelaki yang berdandan wanita
Hari berikutnya, usungan Sagicho berpawai sampai sore hari ketika mereka berkumpul sekali lagi di kuil untuk acara puncak dari festival ini. Selama dua hari berbagai usungan tersebut dibawa berkeliling kota oleh para lelaki yang berpakaian sebagai wanita untuk memenuhi tuntutan dewa wanita Shinto yang diabadikan di kuil Himure Hachimangu.

Siap siaga berperang
Ketika usungan lainnya saling bertemu, setiap usungan yang berbobot 1 ton itu akan berputar untuk menunjukkan kekuatan mereka yang berpuncak pada tubrukan pada kecepatan tertinggi satu sama lainnya dan beberapa pembawa usungan akan mengalami kecelakaan hingga patah tulang. Tiap tim bertempur hingga satu usungan telah menyingkirkan yang lainnya. Setelah setiap pertempuran mereka merayakannya dengan menenggak sake, biasanya di bawa dari kereta yang mengikuti setiap usungan.

Source : Animonster, Wikipedia, toddswanderings.com, jnto.go.jp, akitajet.com, etc 

Comments (0)